Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Kreatifitas Masyarakat Lokal Aceh

 Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Kreatifitas Masyarakat Lokal Aceh

Oleh : Ghania Alleyanisa

Mahasiswi Ilmu Politik USK

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah yang terus meningkat, menunjukkan bahwa wilayah tersebut berkembang dengan baik. Pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat melalui perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pertahun yang menjadi tolak ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh suatu pemerintah daerah.
​Saat ini, pertumbuhan ekonomi banyak didukung oleh sektor yang semakin berkembang yang menunjukkan peningkatan dalam devisa dan pendapatan negara. Salah satu sektor yang sudah berkembang saat ini yaitu sektor pariwisata sehingga sektor ini menjadi industri terbesar dalam perekonomian Indonesia.

Pada Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang Pariwisata menyatakan bahwa pengadaan pariwisata bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi, menyejahterakan masyarakat, mengatasi pengangguran dengan memberikan kesempatan berusaha dan memperdaya masyarakat setempat yang dapat memajukan pembangunan daerah dengan meperkenalkan objek dan destinasi wisata dengan mempererat hubungan antar bangsa.

Aceh menjadi salah satu provinsi yang menghadapi berbagai permasalahan ekonomi. Salah satu permasalahan utama adalah rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Aceh memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Faktor yang menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi di Aceh yaitu keterbatasan akses terhadap sumber daya manusia yang berkualitas, rendahnya tingkat investasi, serta minimnya diversifikasi perekonomian. Berdasarkan Teori Domar-Hrood, investasi dapat menentukan tingginya pertumbuhan ekonomi suatu daerah, investasi diperlukan untuk mamacu pertumbuhan ekonomi serta memberi tambahan untuk capital stock. Selain itu, Aceh juga menghadapi permasalahan infrastruktur yang kurang memadai, seperti jalan rusak dan akses yang sulit ke daerah-daerah terpencil.

Hal ini yang menjadi hambatan utama dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi di Aceh.
​Pertumbuhan ekonomi di Aceh cenderung stagnan, hal ini dapat disebabkan oleh perilaku masyarakat yang cenderung enggan untuk memulai hal baru atau kurangnya kreativitas masyarakat. Sehingga hal ini dapat menjadikan Aceh sebagai wilayah keterbelakangan. Untuk itu, perlu dilakukah modernisasi struktural dimana kebiasaan masyarakat tersebut dapat diubah menjadi kreatif.

Hal ini tentu membutuhkan bantuan dari pemerintah yang dengan demikian pemerintah diharapkan ikut berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dari segi infrastruktur maupun manufaktur. Menciptakan sistem birokrasi yang memadai, terstrutur, dan membuat kebijakan yang bersifat sentral.
​Jika dilihat dari batasan wilayah, Aceh berada di tepi Samudra Hindia dan dengan garis pantai yang sangat luas, hal ini menjadikan Aceh memiliki potensi perikanan yang besar dan sumber daya laut yang melimpah. Sehingga, seharusnya masyarakat Aceh dapat mengembangkan potensi ini untuk mengahadapi permasalahan ekonomi di Aceh. Bahkan tidak hanya dari sektor kelautan, sektor pertanian pun dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Aceh. Dengan daerah yang memiliki lahan yang subur dan iklim yang mendukung, sehingga banyak jenis tanaman yang dapat ditanam di wilayah ini.

Selain itu, Aceh juga memiliki potensi pariwisata yang belum sepenuhnya dikembangkan. Dengan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki, pariwisata dapat menjadi sektor ekonomi yang potensial untuk masyarakat lokal. Dengan memanfaatkan potensi-potensi ini secara maksimal, masyarakat lokal Aceh dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka.

Peran kreativitas masyarakat lokal Aceh sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Melalui kreativitasnya, masyarakat dapat menciptakan berbagai produk dan layanan yang unik serta menarik. Dengan menggunakan keahlian tradisional dan pengetahuan lokal dapat menghasilkan barang-barang berkualitas tinggi yang menarik minat wisatawan dan pembeli. Kreativitas masyarakat lokal juga memungkinkan untuk mengembangkan Usaha Mikro Kegiatan Masyarakat (UMKM) yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Aceh. Dengan mempromosikan dan mendukung kreativitas masyarakat lokal, potensi ekonomi juga dapat semakin ditingkatkan dan lapangan pekerjaan dapat tercipta.

Jika dilihat dari segi budaya, Aceh memiliki persamaan dengan Bali dalam mempengaruhi kehidupan bermasyarakat. Aceh memiliki budaya yang dipengaruhi oleh ajaran Islam, sedangkan Bali memiliki budaya yang dipengaruhi oleh ajaran Hindu. Pemandangan alam yang dimiliki oleh Aceh dan Bali pun sangat menakjubkan, yang seharusnya ini mampu menjadi pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi oleh masyarakat Aceh. Pada kenyataannya Bali mendapatkan ekonomi yang lebih tinggi pada sektor pariwisata dibandingkan dengan Aceh. Pada tahun 2023, Bali mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6% secara tahunan pada Triwulan II, yang dipengaruhi dengan kmbalinya aktivitas masyarakat pasca Covid-19. Sementara itu, dilansir melalui BPS, Aceh memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan relatif rendah dengan laju PDRB sebesar 4,21% pada tahun 2022.

​Aceh yang kaya akan keberagaman seni dan budayanya. Seni tradisional seperti seni tari, seni ukir, seni sulam dan anyaman menjadi bagian penting dari identitas Aceh. Selain itu, Aceh juga memiliki kekayaan kuliner seperti makanan tradisional yang lezat dan unik. Dengan memanfaatkan potensi kreativitas ini secara optimal, Aceh memiliki peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan. ***

Redaksi

http://hababerita.com

Lihat Dunia Lebih Dekat

Related post