Pengaruh Chat GPT Di Kalangan Mahasiswa Milenial
Oleh : Nazira Abdullah
Mahasiswi Ilmu Administrasi Negara UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Saat ini, era revolusi industri 4.0 sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat. Untuk itu, pemerintah dan rakyat indonesia dituntut bisa beradaptasi dengan perubahan perkembangan yang begitu cepat. Di sinilah pemerintah harus bisa mempersiapkan generasi yang melek akan teknologi dan menempatkannya secara merata.
Generasi masa ini disebut dengan generasi milenial, karena generasi milenial adalah masyarakat sosial yang melek dan adaptable pada teknologi. Biasanya cenderung memanfaatkan teknologi untuk mempermudah segala aktivitasnya. Sebagai generasi milenial yang hidup di era digital seperti saat ini, teknologi semakin dibutuhkan dan dituntut bisa beradaptasi dengan teknologi yang semakin berkembang pesat.
Selain itu genarasi ini telah terbiasa dengan teknologi karena di berikan sejak kecil, sehingga mereka tidak akan mempermasalahkan jika ada proses yang di lakukan secara otomatis. Sekarang, perkembangan teknologi semakin meningkat dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga memudahkan kita dalam mengakses apapun. Salah satu teknologi keluaran terbaru pada tahun 2023 ini adalah Chat GPT (Generative Pre-trained Transformer). Di luncurkan pada tanggal 14 Maret 2023.
Chat GPT adalah sistem kecerdasan buatan AI yang bisa melakukan interaksi dengan manusia melalui berbasis teks. Open AI didirikannya oleh Sam Altman dan Elon Musk pada tahun 2015. Cara penggunaannya adalah dengan mengirim pertanyaan, kemudian AI akan memberikan jawaban yang relavan. Chat GPT merupakan model bahasa yang di kembangkan oleh OpenAI yang mampu memahami dan menghasilkan teks yang serupa dengan manusia. Hal ini sangat berguna dikalangan masyarakat terutama pelajar dan mahasiswa. Karena apapun pertanyaan yang dituliskan di dalamnya akan terjawab secara otomatis oleh sistem AI.
Berikut ini beberapa dampak positif dari AI, yaitu:
1. Bisa digunakan kapan saja dalam waktu jangka panjang. Mahasiswa bisa menggunakannya setiap saat tanpa memiliki batasan ruang dan waktu. Kemudahan ini bisa membuat mahasiswa lebih kreatif dan inovasi sampai di masa depan yang akan mendatang.
2. Lebih murah dan hemat biaya AI memang di desain seperti halnya manusia. Dengan menggunakan AI mahasiswa tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyelesaikan tugasnya.
3. Mengerjakan tugas lebih cepat. Teknologi ini tujuannya untuk membantu dan mempermudahkan pekerjaan manusia. Jadi, mahasiswa bisa mengerjakan tugas dengan cepat dalam waktu yang singkat.
4. Memiliki ketepatan dalam mengerjakan tugasnya. Dengan menggunakan AI, pekerjaan mahasiswa akan lebih fleksibel dan bisa menyelesaikan dalam waktu yang singkat. Sehingga mahasiswa memiliki banyak waktu luang karena kemudahan AI dalam mengerjakan pekerjaan. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua jawabannya akurat dan terpercaya dan juga mahasiswa perlu adanya membaca dari sumber-sumber lainnya agar jawabannya bisa dipertanggung jawabkan.
5. Bisa belajar sendiri. Mahasiswa bisa menggunakan Chat GPT untuk belajar secara mandiri seperti membuat artikel, jurnal, makalah dan lain sebagainya.
Adapun dampak negatif dari adanya AI yaitu:
1. Memerlukan jaringan internet.
Chat GPT akan berjalan jika jaringan internetnya lancar. Apabila mahasiswa tidak memiliki jaringan yang bagus maka akan ditampilkan softwer bug dan membuat penggunanya merasa capek.
2. Tingkat literasi mahasiswa akan berkurang dan menurun drastis karena disebabkan mahasiswa tidak perlu susah membaca buku dan jurnal . Sehingga mahasiswa lebih memilih menggunakan cara yang mudah ketimbang harus membaca refrensi dan sumber-sumber yang panjang.
3. Bisa membuat orang ketergantungan dalam pemakaian AI. Jika ada tugas mahasiswa akan lebih memilih dengan menggunakan Chat GPT karena sudah terbiasa. Dan menyerahkan tugasnya kepada AI karena malas mengerjakannya sendiri.
4. Membuat mahasiswa menjadi malas, dikarenakan dengan adanya sistem AI mahasiswa akan menyepelekan tugas yang diberikan. Dan pada sistem AI tersebut terdapat banyak fitur aplikasi yang sangat memudahkan bagi mahasiswa.
5. Dapat dengan mudah diserang dengan malware. Karena Chat GPT hanyalah sebuah sistem yang berbasis software tentu bisa terjadinya banyak virus di perangkat kita atau hacker yang ingin mengambil data pribadi seseorang dengan mudah.
Dari penjelasan tentang beberapa dampak positif dan negatif penggunaan AI pada mahasiswa, ada beberapa keuntungan dan juga resiko dalam penggunaan Chat GPT, yaitu dapat membantu mahasiswa dalam pengerjaan tugas dan juga bisa belajar secara mandiri dalam meningkatkan pemahaman materi yang di ajarkan. Namun, resiko penggunaan Chat GPT salah satunya adalah plagiarisme, yaitu pengambilan ide atau karya orang lain. Plagiarisme terjadi karena kurang pemahaman bagi sipenulis atau pembuat karya mengenai cara penulisan karya yang tepat. Sehingga bisa menyebabkan kerugian bagi sipenulis karya tersebut maupun kerugian bagi pembaca.
Meskipun banyak manfaat yang di peroleh dari penggunaan Chat GPT oleh mahasiswa, namun konsekuensi negatifnya adalah dapat meningkatnya kemalasan mahasiswa. Kejadian seperti ini sering di alami oleh mahasiswa. Oleh karena itu, penggunaan Chat GPT dalam konteks pendidikan dapat memperkuat perilaku malasnya mahasiswa, mereka dengan mudah menyalin teks dari sumber yang ada kemudian mengubahnya sedikit dengan menggunakan bahasa lainnya. Hal ini dapat membuat mahasiswa menjadi malas dalam berpikir kritis, kerena mereka hanya mengandalkan Chat GPT untuk menjawab segala persoalan tanpa harus melakukan berpikir yang mendalam.
Misalnya, seorang mahasiswa memiliki sebuah pertanyaan yang rumit dan susah. Daripada mencari sumber dari membaca buku, jurnal, melakukan penelitian, ataupun memikirkan jawaban dengan penalarannya sendiri, maka mereka akan lebih mudah mengajukan pertanyaan kepada Chat GPT dan mengandalkan jawaban yang diberikan oleh sistem AI. Hal inilah yang membuat mahasiswa tidak memiliki kemampuan berpikir yang kritis dan keterampilan analis dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, untuk memperkecil dampak dari faktor negatif, maka perlu ada upaya yang dilakukan antara lembaga pendidikan, dosen, dan mahasiswa itu sendiri. Lembaga pendidikan perlu memberikan arahan dan bimbingan yang jelas terhadap mahasiswa mengenai tentang penggunaan Chat GPT dalam tugas maupun proyek masalah akademik. Dosen perlu mengontrol dan menilai tugas dengan cermat dan teliti dengan mengidentifikasikan tanda-tanda plagiarisme. Dan juga mahasiswa perlu diberikan pemahaman tentang Chat GPT tersebut hanyalah alat bantu dan tidak boleh menggantikan usaha dan pemikiran sendiri.
Kemudian, dapat di artikan bahwa Chat GPT sangat berpengaruh kepada mahasiswa. Dengan adanya Chat GPT bisa memberikan peluang kemudahan bagi siapapun dan dalam hal bentuk apapun. Oleh karena itu, perlu di analisis yang kumudian di rumuskan dalam sebuah kebijakan penggunaanya. Tujuannya adalah agar pendidikan akademik tetap berjalan dengan baik.
Dalam menggunakan sebuah teknologi, manfaatkanlah sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Tidak perlu memaksakan diri pada teknologi yang terus berkembang setiap saat. Jangan mau diperbudakkan oleh mesin. Pada hakikatnya manusia lebih tinggi derajatnya karena diberi akal untuk berfikir. Dengan adanya akal, manusia bisa menciptakan teknologi tersebut. Memang hidup terus berubah dan berkembang . Jadi, kembangkan diri dengan ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Sehingga bisa memilih mana yang baik dan mana yang harus ditinggalkan dan dipisahkan. Karena teknologi diciptakan untuk membantu dan memudahkan aktivitas manusia, sebagaimana manusia adalah yang menjadi pengendali dari teknologi tersebut bukan manusia yang dikendalikan oleh mesin. ***