Kentalnya budaya Patriarki di Indonesia

Oleh : Lailatul Hasanah
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fisip Mahasiswi UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Bahwa besarannya persoalan gender tidak sebanding dengan sedikitnya kajian gender dalam hubungan laki-laki dan perempuan, munculnya prefektif gerakan gender dan feminisme pada abad yg 19 merupakan awal dr gerakan perempuan.
Dikutip dari dialeksis.com dosen fakultas fakultas dan tarbiyah UIN Ar-Raniry ibuk Yuni mengatakan “kalaupun ada perubahan perempuan pergi bekerja itu hanya tuntutan /menambah keuangan keluarga bukan dari kesetaraan gender itu sendiri.
Menurut media @Indonesia feminis patriarki ada di semua kalangan sosial, patriarki itu nyata sekalipun di keluarga ninggrat , seperti yg kita ketahui bahwa seorang Kartini berasal dari keluarga elit namun tetap berhadapan dengan patriaki dengan posisi tertentu memperjuangkan pendidikan dan poligami.
Di Aceh sendiri mengulas upaya pemerintah untuk mendefeniskan perempuan dengan cara mendeskriminasi perempuan. Ketika syariat Islam pertama kali di tetapkan Di Aceh korbannya adalah perempuan, perempuan dilarang keluar rumah dengan rambut terbuka di alam pakaian sampai tata prilaku perempuan dan di ranah politik perempuan di singkirkan itu semua berasal dari norma agama dan ilmiah dan hal ini sangat jelas terlihat bahwa patriaki itu sangat kental.
Di Indonesia masalah yang terjadi pun yg di salahkan tetap perempuan mempersoalkan pelecehan seksual dengan dalih kata kata” perempuan saja menikmati”perempuan aja yg salah pakaian” dan “mengapa perempuan gak bisa bela diri” penelitian mengatakan 90%pelecehan terjadi bukan karna pakaian ataupun yg lain namun jelas jelas laki laki lah sumber masalah tidak bisa mengontrol hawa nafsunya.dan
saat berada di lingkungan keluarga pun pasti laki laki yg di utamakan, laki laki tidak boleh menjaga anak ,laki laki tidak boleh mencuci piring dll.
Padahal Rasulullah sudah mencotohkan bahwa laki laki laki juga punya kewajiban dirumah. Rasulullah juga menyapu rumah , menjahit ,kepasar ,dll. Jika di kaji lebih luas patriarki tidak ada habisnya ,lalu timbulah pertanyaan mengapa patriarki di Indonesia sangat kental tanggung jawabnya karena Indonesia sendiri sudah menganut ya dari zaman dahulu karena perempuan selalu di anggap lemah , dan menjadi nomor 2.
Maka dari itu mahasiswi fisip UIN Ar-Raniry Lailatul Hasanah mengajak masyarakat tentang kesetaraan gender, perempuan memiliki hak yg setara dengan laki-laki, walaupun memiliki kuadrat masing-masing. dan adanya kesadaran di dalam keluarga perempuan dan laki-laki sama tidak ada pekerjaan khusus untuk gender tertentu berhenti patriaki di kalangan masyarakat dengan menyadarkan lingkungan sekitar. ***