Jangan Bandingkan Aceh dengan Jawa, Ekonomi Aceh Harus Kembali Berjaya !

 Jangan Bandingkan Aceh dengan Jawa, Ekonomi Aceh Harus Kembali Berjaya !

Oleh : Wandi Irawan

Mahasiswa Pertukaran dari Bandung

Aceh, dulunya jaya dan rakyatnya hidup sejahtera. Pada abad ke-17, saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Aceh tampil megah di mata dunia. Kesuksesan Aceh pada era ini mencakup berbagai aspek, antara lain politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Selama abad ini, Aceh telah mengalami kemajuan yang signifikan.

Pertanyaan: Saat ini, Aceh dihuni oleh masyarakat miskin. Banyak anak putus sekolah berasal dari keluarga dengan keadaan sulit. Masa depan mereka hanya akan menjadi ladang aktivitas orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dan dari segi ekonomi, budaya, dan politik, dibandingkan sebelumnya, Aceh masih tertinggal jauh.

Nama saya Wandi Irawan, saya sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Jenderal Achmad Yani yang dimiliki TNI AD #smartmilitaryuniversity dengan jurusan Hubungan Internasional. Saat ini saya sedang mengikuti program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia khususnya Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Saya berasal dari Jawa Barat.

Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat Aceh saat ini adalah kemiskinan. Hampir setiap tahun, angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh semakin meningkat. Mengapa hal ini bisa terjadi? Meskipun Aceh merupakan daerah istimewa, serta Aceh memiliki anggaran yang besar dan merupakan salah satu provinsi yang memiliki dana otonomi khusus. Melihat backgroundnya, Aceh tentu saja merupakan daerah berwibawa, artinya tidak ada pengemis di jalanan dan tidak ada anak putus sekolah.

Permasalahannya, pengelolaan dana otsus di Aceh tidak dikelola dengan baik. Seperti diketahui, pada tahun 2018 hingga 2015, dana otsus Aceh mengalami peningkatan. Terakhir, pada tahun 2019 dan 2020, Aceh mendapat porsi dana otsus senilai Rp8,4 triliun, naik dari alokasi tahun 2017-2018 sebesar Rp8 triliun. Dana otonomi khusus ini diharapkan dapat membantu mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.

Dana otonomi khusus akan mempunyai kemampuan untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh. Pendekatan ini mencakup pengalokasian dana otonomi khusus pada pembiayaan prioritas seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Dari sistem perencanaan harus fokus, harus adanya keterlibatan juga dari pemerintah pusat lebih tepatnya dalam ketentuan perundang-udangan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren serta menjadi kewenangan pemerintah pusat dan untuk menjadi kewenangan daerah. ***

Redaksi

http://hababerita.com

Lihat Dunia Lebih Dekat

Related post