Gempa di Aceh Jaya Aktivitas dari Lempeng Indo-Australia
Ilustrasi
Banda Aceh, HabaBerita.com – Gempa magnitudo 5,9 yang berpusat di Kabupaten Aceh Jaya, pada Sabtu, 5 Maret 2022, terjadi karena adanya aktivitas dari Lempeng Samudra Indo-Australia dengan laju geser 5-6 sentimeter per tahun.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Geofisika Klas III Aceh Besar di Mata Ie, Aceh Besar mencatat, gerakan itu menunjam ke bawah Lempeng Benua Eurasia.
“Gempa terjadi di kedalaman dangkal tepat pada lapisan kerak lempeng samudra dan zona pertemuan subduksi,” kata Staf Ahli BMKG Stasiun Geofisika Klas III Aceh Besar di Mata Ie, Andrean Simanjuntak kepada Medcom.id saat dikonfirmasi, Sabtu, 5 Maret 2022.
Pergerakan lempengan yang terjadi di kerak bumi tersebut dikatakan Andrean juga memengaruhi lamanya guncangan gempa. Ditambah lagi, Aceh berdiri di atas sedimen aluvial sehingga guncangan gempa bisa berpotensi teramplifikasi.
“Sekitar 5-8 detik getaran gempa dirasakan. Pengaruhnya lebih ke guncangan yang hebat karena kedalaman dangkal,” ucap Andrean.
Meski gempa yang terjadi pukul 19.20 WIB itu mencapai magnitudo 5,9, namun BMKG belum bisa memastikan adanya gempa susulan. Masyarakat hanya diminta untuk tetap waspada dan menunggu perkembangan informasi resmi.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,9 mengguncang Provinsi Aceh, pada Sabtu, 5 Maret 2022, sekira pukul 19.20 WIB.
Gempa berpusat di koordinat 4,56 Lintang Utara dan 94,84 Bujur Timur atau 82 kilometer arah barat daya Kabupaten Aceh Jaya, dengan kedalaman 17 kilometer.
Guncangan gempa juga dirasakan di kabupaten kota lainnya. Seperti di Kabupaten Pidie dan sekitarnya, guncangan dirasakan dalam skala MMI (Modified Mercally Intensity) II-III. Di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, guncangan dirasakan skala MMI IV. Sedangkan MMI V, dirasakan di Kabupaten Aceh Jaya dan Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. (SB)
