Saatnya Pemuda Diberi Kesempatan Menciptakan Peradaban Politik
Oleh Andi Muslimin
Penulis merupakan Ketua Umum DPP Mimbar Peradaban Indonesia
Manusia adalah mahluk yang memiliki kodrat rasa ingin tahu baik yang terjadi dari masa lampau sampai dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Seperti pada kutipan yang berbunyi “Every man has by desie to know“ pesan pembuka dalam buku monumental dari Aristoteles, metaphysics. Manusia dalam kodratnya sebagai makhluk berpikir, mengenal, mengagas, dan merefleksikan dirinya antar sesamanya dapat membentuk sebuah lingkungan berdasarkan poros dan skema partisipasi yang aktif, bagian dari ciri khas serta karakter normal dan natural yang dimiliki manusia.
Rasanya sangat tepat jika pesan di atas dikaitkan dengan pemuda yang memiliki semangat dan dinilai sebagai kekuatan besar untuk menciptakan peradaban politik dan demokrasi yang sehat dan bermartabat. Pesta politik yakni demokrasi terbesar akan terselenggara dihadapan kita, prosesnya tentu akan mengkisahkan cerita amat panjang dan melelahkan. Tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa tahun 2024 akan menjadi sejarah besar pesta demokrasi dalam perbincangan dunia.
Hal yang melatarbelakangi penelaian ini, karena pesta demokrasi yang akan dihelat nantinya diselenggarakan secara serentak mulai dari pemilihan Bupati, Gubernur hingga Presiden, serta tentunya Pemilu Legislatif. Tentunya atmosfirnya sudah mulai kita rasakan bersama berbagai manuver telah terlihat dihadapan kita semua baik dalam perbincangan warung kopi, hingga bentuk baliho besar yang berterbaran, narasi-narasi kontroversi yang bersliweran dilinimasa sosial media, hingga proses lain untuk mengambil dan menarik simpati masyarakat secara luas.
Energi besar akan terkuras, mengerahkan otak dan emosi, kita berharap menuju pesta besar ini tidak lagi didominasi oleh persoalan-persoalan receh yang merusak citra dan harapan generasi muda dalam panggung politik yang tidak patut dicontoh. Harapan besar pola dan cara yang tidak beradab tidak lagi dipertontokan. Pembalakan liar atas nama demokrasi bukan lagi narasi dan tontonan yang dilakukan oleh elit. Tapi kita berharap proses panjang ini menjadi krang pembuka terciptanya Pendidikan dan harapan bagi pemuda untuk dapat terlibat aktif dalam panggung politik dengan cara-cara yang beradab sesuai harapan ideologi bangsa, yakni Pancasila.
Rasa-rasanya komitmen dan keinginan kuat harus mulai dibentuk dengan menghilangkan narasi-narasi besar nan abstrak dengan topeng politik jahat harus segera lemparkan dalam kubangan hitam masa lalu. Sudah saatnya elit politik melangkah pada gerbong besar peradaban bangsa, agar pemuda melihat politik adalah jalan pembangunan yang harus dilalui dan menutup prasangka buruk tentang demokrasi dan berbagai simbolnya yang acapkali dianggap sebagai lingkaran setan oligarki serta sarana merepresentasikan kekuasaan saja, keluar dari pemaknaan sejatinya bahwa demokrasi merupakan star awal pembangunan nasional yang harus dilewati secara bijaksana dan beradab.
Kita tentu memiliki harapa besar tentang estafet pembangunan yang berkemajuan, semua ini harus dimulai dari wajah politik yang baik. Agar generasi bangsa ini mau terlibat aktif dan tidak jijik dengan kehidupan politik. Pikiran kita tentu sangat menginginkan agar wajah aktor politik tidak terkesan putar pada itu-itu saja. Padahal demokrasi sejatinya distribusi pemikiran seluruh elemen lapisan masyarakat. Tentu kita sadari wajah perpolitikan kita tidak lepas dari aktor atau pemain lama, jarang kita lihat pemuda aktif terjun pada ranah politik praktis. Belum lagi tentang Privilege, tak bisa kita pungkiri sebagian orang memiliki previlege yang lebih, dimana ada sebagian orang bahkan politisi muda yang mempunyai privilege akses yang mudah dalam menjangkau ruang perpolitikan yang ada.
Maka dari itu penulis mengajak untuk elit politik untuk membuka ruang politik seluas-luasnya agar tercipta peradaban politik dibangsa ini. Untuk itulah kita mengajak seluruh kalangan muda untuk dapat terjun kedalam politik dan memerankan peranan politik yang beretika dan santun yang selama ini dipandang dengan konotasi amat kejam nan jahat. Mari Kita ubah wajah politik dan demokrasi bangsa ini ke arah lebih baik. Bahwasanya peran pemuda sangat penting pada sendi-sendi demokrasi. Lebih lanjut, pemuda merupakan harapan besar dan power bagi wajah Indonesia dalam aspek kemajuan bangsa Indonesia, untuk itulah pemuda harus dididik dan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menciptakan tatanan dan harapan untuk melahirkan pemimpin yang baik dan menginspirasi pemuda bahwa politik adalah tempat pengabdian mereka.
Untuk itulah Narasi Muda adalah Kekuatan nampaknya tak berlebihan jika penulis sematkan pada Pemuda. Narasi tersebut layak menjadi modal bagi kita khususnya pemuda untuk aktif membangun peradaban demokrasi serta mengubah wajah perpolitikan kita kearah yang lebih baik dengan mengedepankan gagasan, etika, moral, serta sopan satun. Melalui mimbar-mimbar dan kekuatan yang pemuda miliki dapat menciptakan peradaban politik yang berkualitas. (MU)