Menuju Kontestasi DEMA dan SEMA UIN Ar-Raniry, Fadhal Ajak Pilih Pemimpin dengan Lihat Rekam Jejak
Banda Aceh, HabaBerita.com – Dalam memilih calon pemimpin masa depan seringkali mahasiswa kebingungan. Padahal, mahasiswa mempunyai peran penting dalam menentukan masa depan kampus kedepan.
Pemilihan Ketua Dema UIN Ar-Raniry dan Sema Uin Ar-Raniry adalah kontestasi pemilihan ketua Dema Uin Ar-Raniry Dan Sema Uin Ar-Raniry yang diselenggarakan setiap tahunnya, Untuk itu dalam wawancara nya Fadhal al khalidi yang merupakan mahasiswa UIN ar-raniry mengajak himpunan untuk memilih ketua Dema dan Sema dengan melihat politik gagasan, Visi Misi dan Rekam Jejak dari calon ketua.
Memilih ketua Dema dan Sema untuk satu periode kedepan, Mulai dari Mana?, Pemilihan ini diselenggarakan oleh Komisi independen pemilihan (KIP) Uin Ar-Raniry yang dibentuk oleh Semat Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh, (14/03/24).
Rangkaian Pemilihan dimulai dengan pembentukan Komisi Independen Pemilihan (KIP) UIN Ar-Raniry. Selanjutnya akan ada pendaftaran calon, Verifikasi Berkas, Tes baca al-Quran/Rukun dua al khutbah serta tes bahasa, dilanjutkan dengan diadakannya debat kandidat calon dan yang terakhir yaitu pemilihan.
Dalam debat nanti akan diangkatnya isu-isu strategis yang dianggap penting oleh mahasiswa. Tidak hanya itu, akan ada adu gagasan serta penyampaian visi misi yang akan menjadi bahan diskusi.
Dalam penyampaian visi misi, Fadhal menjelaskan bagaimana mahasiswa harus mempunyai pengetahuan tentang kondisi kampus, apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa, dan masyarakat sendiri terkhusus untuk kepentingan kampus dan daerah.
Selanjutnya, dalam memilih, himpunan harus melihat visi dan misi yang jelas serta arah lembaga yang akan dibawa nantinya.
Pada kesempatan yang sama, Fadhal menyampaikan bahwa mahasiswa mempunyai peran bagi masa depan bangsa dan khususnya kampus. Baginya, mahasiswa tidak boleh buta terhadap politik. Sementara itu, Ia juga menyampaikan bahwa pemilihan ini sebagai bentuk edukasi politik untuk mahasiswa menjadi pemilih dan penentu yang cerdas.
“Kontestasi mahasiswa adalah pendidikan. Bahwa suara adalah pendongkrak perubahan, mahasiswa tidak boleh buta terhadap politik. Ini bisa menjadi upaya terhadap mahasiswa untuk menjadi pemilih dan penentu yang cerdas dengan melihat gagasan, visi, misi, program kerja dan Rekam Jejak Yang jelas.
Lebih lanjut, Fadhal menjelaskan bahwa proses pemilihan ini adalah sebuah gerakan kolaboratif mahasiswa yang diinisiasi untuk mendorong pemahaman objektif akan kontestasi politik. Fadhal melanjutkan bahwa himpunan harus berfokus untuk mendorong mahasiswa untuk tidak sekedar tahu, tetapi mencari tahu.
Diakhir Fadhal berharap Pemilihan ini akan berjalan secara kondusif dan terlaksana dengan baik. dan semoga akan terpilih ketua nantinya yang bermanfaat bagi kampus, daerah dan terkhusus masyarakat Aceh,” tutup Fadhal. ***