Malahayati Vision Pelajari Pengelolaan Sampah di India dan Bali: Menuju Solusi Berkelanjutan untuk Indonesia

 Malahayati Vision Pelajari Pengelolaan Sampah di India dan Bali: Menuju Solusi Berkelanjutan untuk Indonesia

Banda Aceh, HabaBerita.com – Empat perwakilan Malahayati Vision dari Aceh telah menyelesaikan studi banding selama tiga minggu di India dan Bali untuk mempelajari praktik pengelolaan sampah yang inovatif. Tujuan utama kunjungan ini adalah mengembangkan solusi kreatif untuk masalah sampah di Indonesia.

Delegasi ini terdiri dari Dr. Muhammad Nizar sebagai Pembina 1 dan peneliti senior, Norman Syah PAN sebagai Pembina 2 sekaligus Senior Eksekutif dan Riset Strategis, Linawati sebagai Ketua Umum Malahayati Vision, dan M. Naufal Rabbani sebagai Arsitek dan Perancang. Mereka adalah tim yang penuh dedikasi dan kompetensi, yang bertekad membawa perubahan positif di bidang pengelolaan sampah di Indonesia terutama di Aceh.

Selama di India, tim Malahayati Vision mengunjungi berbagai NGO yang fokus pada isu pengelolaan sampah. Salah satu NGO yang dikunjungi adalah Basicshit, yang dikenal dengan inovasinya dalam menangani masalah sanitasi dan sampah di perkotaan. Basicshit memperkenalkan program “Trash to Treasure,” di mana sampah plastik diubah menjadi plastic board dan berbagai produk lainnya. Program ini tidak hanya memberikan solusi untuk permasalahan sampah plastik, tetapi juga menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Program “Trash to Treasure” menunjukkan bagaimana inovasi dalam pengelolaan sampah dapat memberikan dampak positif yang luas. Plastic board yang dihasilkan dari sampah tidak hanya mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan, tetapi juga memberikan alternatif bahan yang lebih tahan lama. Selain itu, program ini melibatkan masyarakat setempat dalam proses pengumpulan dan pengolahan sampah, sehingga menciptakan lapangan kerja baru dan memberdayakan komunitas. Dampak sosial dan ekonomi dari program ini sangat signifikan, dan menjadi inspirasi bagi tim Malahayati Vision untuk menerapkan konsep serupa di Aceh.

“Dari sana kita banyak belajar dari kreativitas, problem solving, dan berbagai strategi yang dibuat komunitas, NGO masyarakat, dan kebijakan pemerintah dalam menghadapi isu plastic waste. Dengan jumlah penduduk yang besar dan penggunaan plastik yang signifikan, diperlukan upaya dan semangat besar dari setiap orang di India untuk mengelola sampahnya,” kata Norman Syah PAN,selaku Pembina dan Riset Strategis.”Pengalaman kami di India membuka mata kami tentang berbagai kemungkinan dalam pengelolaan sampah. Kami terinspirasi dengan bagaimana mereka mengubah sampah menjadi produk yang bermanfaat dan memberikan solusi bagi permasalahan lingkungan dan sosial,” tambah Linawati, Ketua Project Waste Management Malahayati Vision.

Selain di India, tim Malahayati Vision juga mengunjungi Sungai Watch di Bali, yang berfokus pada pembersihan sungai dan pengelolaan sampah plastik. Mereka melihat bagaimana Sungai Watch mengembangkan sistem pengumpulan sampah plastik di sungai-sungai Bali dan mendaur ulangnya menjadi produk yang berguna. Selain itu, tim juga mengunjungi sebuah sekolah tunanetra di India untuk memahami bagaimana pendidikan inklusif dapat berperan dalam isu pengelolaan sampah dan lingkungan.

Pengalaman ini membuka mata tim Malahayati Vision tentang berbagai kemungkinan dalam pengelolaan sampah. Mereka terinspirasi dengan bagaimana NGO di India dan Bali mengubah sampah menjadi produk yang bermanfaat dan memberikan solusi bagi permasalahan lingkungan dan sosial. Dengan pengetahuan dan inspirasi yang diperoleh, tim Malahayati Vision berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Mereka juga akan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah, serta mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan efisien di Aceh.

Selain itu, Malahayati Vision berencana untuk mengubah sampah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Mereka melihat potensi besar dalam konsep-konsep seperti “Trash to Treasure” yang dapat diadaptasi dan diterapkan di Aceh. Dengan mengubah sampah menjadi bahan bangunan atau produk lain yang berguna, mereka berharap dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengelolaan sampah.

Untuk mewujudkan harapan dan proyeknya, Malahayati Vision akan mengembangkan program edukasi dan advokasi tentang pengelolaan sampah. Mereka akan bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi. Selain itu, mereka akan mengembangkan teknologi dan inovasi untuk pengolahan sampah, mendirikan bank sampah dan pusat daur ulang, serta membangun kerja sama dengan NGO lain yang fokus pada isu pengelolaan sampah.

Tim Malahayati Vision yakin bahwa dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, permasalahan sampah di Indonesia dapat diatasi. Mereka berharap dapat berkontribusi dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Malahayati Vision bertekad untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi Indonesia. ***

Redaksi

http://hababerita.com

Lihat Dunia Lebih Dekat

Related post