Koordinator FORKIM : Pemimpin Kota Bekasi bukan ”Petruk Dadi Ratu”

Jakarta, HabaBerita.com – Koordinator Forum Komunikasi Intelektual Muda Bekasi (FORKIM), Mulyadi mengungkapkan bahwa Pemimpin Kota Bekasi bukan ‘Petruk Dadi Dewan’. #2024GantiAnggotaDPRDKotaBekasi
Mulyadi Kordinator FORKIM dalam sebuah keterangan press yang dikirimkan kepada media ini menyampaikan, Pemimpin Kota Bekasi jangan sampai dipimpin oleh orang yang istilah jawanya Petruk dadi ratu (Petruk jadi Ratu) petruk dadi ratu menggambarkan pemimpin yang tidak becus mengelola Pemerintahan daerah sehingga menjadi berantakan roda pemerintahan.
Cerita ini menunjukan bahwa Petruk, si rakyat jelata yang naik tahta menjadi raja, akhirnya membawa kekacauan karena adanya mal-manajemen. hal ini terjadi karena petruk menjalakankan peranannya sebagai raja masih bersikap sama ketika ia menjadi rakyat jelata yang hanya bisa kaget atau marah melihat kerusakan yang terjadi. Dia lupa bahwa sekarang ia memegang palu yang dapat digunakan untuk memperbaiki.
Akhirnya, sebaik apapun niat dan usaha petruk, ia tetap terperosok pada keadaan yang kacau juga. hal ini menunjukan bahwa yang penting dalam mengubah suatu kekacauan bukan hanya mengubah status seseorang saja ada dua hal penting yang harus dibangun untuk memajukan Kembali pemerintah kota Bekasi Pertama dari sisi kepemimpinan .
Menurutnya, jangan sampai dipimpin orang yang istilah jawanya Petruk dadi ratu (Petruk jadi Ratu) petruk dadi ratu menggambarkan pemimpin yang tidak becus mengelola Pemerintahan daerah sehingga menjadi berantakan roda pemerintahan.
“Kita inginkan pemimpin yang berkualitas. Yang bisa menggerakkan roda pemerintahan membaik demi tercapainya Kesejahteraan dan Kemakmuran masyarakat Kota Bekasi ,” kata Mulyadi sebagai Kordinator Forum Komunikasi Intelektual Muda Bekasi (FORKIM) pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang tabrak sana-sini.
Melanggar Peraturan Pemerintahan Karena hal itu bisa menciptakan perpecahan. dibutuhkan jiwa kepeloporan dan ikhlas untuk kerja sama demi kejayaan masyarakat Kota Bekasi.
“Sekarang jiwa pelopor semakin tipis. yang ada adalah jiwa individualis dia mencontohkan Ir Soekarno sebagai cerminan seorang pemimpin memiliki pemikiran yang dipenuhi dengan semangat-semangat kebangsaan.
Terbukti dengan berbagai perjuangan beliau dalam mencapai kemerdekaan Indonesia dengan para pejuang kemerdekaan lainnya. pemikiran Bung Karno tentunya bisa menjadi acuan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, tutup nya. (MU)