KKN di Aceh Singkil, Mahasiswa Fakultas Ekonomi UTU Berbagi Pengalaman di Podcast Radio Xtra FM
Singkil, HabaBerita.com – Sahir dan Nuri mahasiswa program mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Teuku Umar, baru-baru ini diundang sebagai bintang tamu dalam Podcast Radio Xtra FM Rimo untuk membahas seputar pengalamannya selama menjalani KKN di Aceh Singkil.
Keduanya merupakan mahasiswa aktif dari Fakultas Ekonomi. Program KKN mereka, yang berlangsung dari 15 Juli hingga 15 Agustus, fokus pada pemanfaatan potensi lokal untuk ketahanan ekonomi dan sosial.
Dalam podcast tersebut, Sahir dan Nuri berbagi wawasan mendalam mengenai proyek yang dilakukannya bersama rekan-rekannya, serta tantangan dan keberhasilan yang mereka alami di lapangan.
“Berfokus pada tema besar KKN tentang pemanfaatan potensi lokal menuju ketahanan ekonomi dan sosial kabupaten Aceh Singkil, maka kami mengusung program unggulan tentang Hidroponik Inovatif sebagai Solusi yang mendukung Stunting dan Meningkatkan Ketahanan Pangan Keluarga.
Kami menilai langkah yang kami ambil merupakan sebuah langkah positif untuk menangani masalah ekonomi dan juga stunting, karna memang pencegahan stunting itu juga merupakan bagian tujuan utama dari program KKN UTU tahun ini” ujar Sahir.
Diskusi ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kontribusi mahasiswa KKN terhadap masyarakat lokal dan bagaimana pengalaman tersebut memperkaya perspektif akademis mereka.
Dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga tersebut, Sahir dan Nuri juga menegaskan bahwa mahasiswa memang berperan sebagai agen perubahan (agen perubahan) serta patut membawa perubahan kepada masyarakat dalam program KKN tersebut.
Tapi perubahan yang diciptakan juga berdasarkan skala waktu yang ditentukan, “sebenarnya, pelajar sebagai agen perubahan, cuman kita juga menilai bahwasanya besaran perubahan yang kita bawa juga tergantung skala waktunya.
Kan ga mungkin kita harus membuat candi borobudur dalam waktu 30 hari sedangkan pemerintah saja yang notabenenya 5 tahun masa jabatan belum tentu membawa perubahan yang signifikan, tapi kami percaya dan kami optimis bahwa kami pelajar mampu menjadi agen perubahan tersebut”. Jawab sahir dalam menanggapi pertanyaan pembawa acara dalam Podcast tersebut.
Sahir juga menyebarkan pentingnya kolaborasi antara pelajar, masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. “Pengalaman ini bukan hanya tentang apa yang kami berikan, tetapi juga tentang bagaimana kami belajar dan berkembang bersama masyarakat yang kami layani,” ujar Sahir dalam podcast tersebut.
Sementara itu, Nuri menyoroti pentingnya keterlibatan langsung dengan masyarakat dan bagaimana program ini telah memperluas wawasannya tentang berbagai isu sosial dan budaya yang beragam.
“Kami terkesan dengan kehangatan dan kelestarian masyarakat setempat, yang membuat kami merasa diterima seperti keluarga. Kami juga belajar banyak tentang budaya dan adat istiadat lokal yang memperkaya pengetahuan kami, sehingga indah terasa bentuk representasi dari bhinneka tunggal Ika yang terimplementasi nyata ditengah-tengah masyarakat,” ujar Nuri.
Selain itu, Sahir juga sempat mendorong pemerintah daerah setempat, Diskominsa, dan PLN untuk dapat memberikan perhatian khusus terhadap daerah-daerah yang masih tertinggal.
“Kami berharap Pemda Aceh Singkil kedepan dapat memberikan perhatian khusus terhadap daerah-daerah yang masih tertinggal atau kurangnya fasilitas infrastruktur yang disediakan, seperti banyaknya jalan yang rusak atau berlubang bahkan belum di aspal sama sekali, sehingga sangat membahayakan pengguna jalan.
Begitupun kepada Diskinsa, kami harap masalah sinyal internet itu segera teratasi, kami melihat beberapa daerah terpencil sangat sulit mengakses internet sedangkan negara hari ini menerapkan sistem yang serba online termasuk ujian anak-anak sekolah, jadi bagaimana mau menciptakan pendidikan yang berkualitas jika kebutuhan sinyal internet saja tidak tersedia.
Terakhir untuk PLN, kami mendapatkan informasi bahwasanya beberapa daerah terpencil tidak dapat menikmati listrik dimalam hari, listrik hanya hidup dari pagi sampai sore saja sedangkan malam hari dimatikan.
Itu sungguh miris menjadi masalah yang sangat serius dan harus diatasi secepat mungkin. Harapan kami kepada semua pihak terkait untuk segera menyelesaikan persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, demi terwujudnya kesejahteraan dan kesejahteraan rakyat. Pungkas Sahir.
Podcast ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang program KKN dan mendorong lebih banyak dukungan serta partisipasi dari berbagai pihak untuk mendukung kegiatan serupa di masa mendatang.
Sebagai penutupnya, Sahir menyampaikan harapannya kepada seluruh lapisan masyarakat dan pihak pemerintah untuk dapat terus bersinergi dengan seluruh perguruan tinggi.
Bersinerginya pemerintah dan masyarakat dengan perguruan tinggi merupakan langkah awal yang positif dalam mewujudkan generasi-generasi yang berpendidikan dan menciptakan generasi yang mempunyai keinginan tinggi dan kegigihan yang kuat dalam menggapai impian.
Karena mimpi yang benar-benar mimpi adalah bukan mimpi yang kita temui dalam tidur, tapi mimpi yang benar-benar mimpi adalah mimpi yang membuat kita tidak bisa tidur”. Tutup Sahir.
Sementara Nuri, juga menyampaikan rasa terima kasih dan permohonan maaf serta rasa kerinduannya yang mendalam kepada keluarga dan teman-teman.
Terima kasih tak tersampai kami ucapkan kepada masyarakat Aceh Singkil yang sangat antusias menerima kami dengan baik, kami juga memohon maaf bila selama kami disini ada kesalahan dengan masyarakat setempat.
Kami berharap hubungan silaturahmi antara mahasiswa dengan masyarakat ini terus berkelanjutan meskipun KKN telah berakhir. Karna memang mengingat waktu yang dipisahkan jarak ini akan selalu menitip rasa rindu kepada keluarga dan teman-teman dikampung halaman” tutup Nuri.
Akhir cerita podcast, Host Daffi dan CO Host Dian juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada bintang tamu dan pendengar dan berharap program seperti KKN ini dapat terus berlanjut kedepannya dari kampus mana pun. ***