Gema Keakraban dan Mangulosi Mahasiswa Baru Sumatera Utara: Tradisi, Identitas, dan Solidaritas di Tanah Rantau

Banda Aceh, HabaBerita.com – Komunitas Anak FISIP Asal Sumatera Utara (KAPAS) Universitas Syiah Kuala menggelar kegiatan penyambutan mahasiswa baru bertajuk Gema Keakraban dan Mangulosi Mahasiswa Baru Sumatera Utara di Pantai Ujong Bate, Banda Aceh.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menyambut KAPAS Muda angkatan 2025, sekaligus memperkuat ikatan budaya dan solidaritas di tengah kehidupan kampus yang dinamis.
Kegiatan dimulai sejak pagi dengan titik kumpul di Gelanggang Mahasiswa USK, dilanjutkan perjalanan bersama menuju lokasi. Di bawah langit cerah dan suasana pantai yang tenang, acara dibuka dengan khidmat melalui pembacaan doa, lantunan ayat suci Al-Qur’an, serta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KAPAS.
Dalam laporan kegiatan, Ketua Panitia Muhammad Luthfi Nawawi menyampaikan acara ini kami selenggarakan dengan tujuan untuk mempererat silaturahmi, membangun rasa kebersamaan, dan menjadi wadah bagi mahasiswa asal Sumatera Utara untuk saling mendukung selama menempuh pendidikan di Banda Aceh.
Kata sambutan dari Ketua Umum KAPAS, Muhammad Hafidz Raihansyah Lubis, menjadi momen reflektif yang menyentuh banyak hati. Ia berbagi cerita tentang awal kedatangannya ke Aceh, di mana segalanya terasa asing dan tidak mudah.
Namun, ia menemukan KAPAS sebagai rumah kedua—tempat untuk belajar, berkembang, dan merasa diterima.
Rangkaian kegiatan edukatif dilanjutkan dengan sesi pengenalan KAPAS dan materi bertema Building Character.
Beberapa pemateri lintas bidang menyampaikan wawasan tentang adab dan etika sebagai mahasiswa, keterampilan belajar yang efektif, adaptasi lingkungan kampus, komunikasi interpersonal, media sebagai wadah ekspresi mahasiswa, serta kepemimpinan dan manajemen organisasi.
Diskusi berlangsung interaktif dan reflektif, memberikan bekal awal bagi mahasiswa baru untuk mengenali potensi dan tantangan dunia kampus.
Kegiatan juga diwarnai dengan sesi mentoring, pengenalan antar angkatan, dan permainan kekompakan yang dirancang untuk mencairkan suasana, mempererat hubungan, dan membangun kepercayaan antar anggota KAPAS.
Momen ini menjadi ruang bagi mahasiswa baru untuk saling mengenal, tertawa bersama, dan merasakan hangatnya kebersamaan dalam komunitas.
Puncak acara ditandai dengan prosesi Mangulosi, sebuah tradisi adat Batak dari Sumatera Utara yang sarat makna kasih sayang, doa restu, dan perlindungan. Ulos disematkan kepada para KAPAS Muda sebagai simbol penerimaan dan pengikatan kekerabatan.
Diiringi musik tortor dan gerakan manortor, suasana menjadi haru dan penuh kebanggaan. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa di tengah rantau, mahasiswa asal Sumatera Utara memiliki rumah dan keluarga yang siap mendukung.
Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama dan sesi foto sebagai dokumentasi kebersamaan. Gema Keakraban dan Mangulosi bukan hanya menjadi titik awal perjalanan mahasiswa baru, tetapi juga menjadi penegasan bahwa proses bertumbuh di kampus akan selalu lebih bermakna jika dijalani bersama. (*)