Pengaruh Dollar Terhadap Perkembangan Politik di Indonesia
Oleh : Reikhansa Ritonga
Mahasiswi Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala
Sistem perekonomian terbuka yang diterapkan berbagai negara di dunia seperti Indonesia, membawa konsekuensi terjadinya peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan orang atau negara lain. Peningkatan hubungan ekonomi luar negeri, juga disebabkan dan didorong oleh perkembangan ekonomi dalam negeri negara tersebut,khususnya perkembangan dan kemajuan sektor industri pengolahan baik migas maupun non-migas. Hubungan ekonomi Indonesia dengan negara lain, khususnya perdagangan luar negeri,investasi, pariwisata, dan lain-lain dilakukan melalui transaksi atau pertukaran mata uang seperti rupiah dengan dolar AS dan mata uang asing lainnya. Transaksi pertukaran mata uang rupiah terhadap dolar AS ini dilakukan di pasar uang melalui perkembangan nilai kurs (exchange rate) mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain, khususnya terhadap dolar AS.
Besaran nilai kurs rupiah terhadap mata uang negara lain seperti dolar AS menentukan posisi tawar mata uang rupiah di pasar uang (money market) yang disebut dengan apresiasi dan depresiasi. Apabila selisih perbedaan nilai kurs rupiah terhadap dolar AS sangat tipis/kecil, maka hal ini mengindikasikan rupiah cenderung mengalami apresiasi terhadap dolar AS, dan diprediksi nilainya akan dapat mendekati sama dengan nilai dolar AS dan dolar AS mengalami depresiasi terhadap rupiah Indonesia. Sebaliknya, apabila selisih perbedaan nilai kurs rupiah terhadap dolar AS sangat besar/tinggi, maka hal ini menggambarkan rupiah cenderung semakin melemah atau mengalami depresiasi terhadap dolar AS dan dolar AS mengalami apresiasi (penguatan) terhadap rupiah. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya apresiasi rupiah terhadap dolar AS, yakni jumlah peredaran dolar AS di pasar Indonesia cenderung semakin berkurang/sedikit. Artinya dolar AS semakin sulit diperoleh. Supply dolar AS yang semakin sulit dan sedikit di pasar valuta asing, maka mengakibatkan harga dolar AS (nilai kurs) cenderung naik terhadap rupiah. Kelangkaan dolar AS di Indonesia menyebabkan dolar AS mahal, sehingga nilai rupiah secara perlahan terdepresiasi atau melemah. Selain itu, kebijakan bank sentral AS (the US Federal Reserve) menaikkan suku bunganya, sehingga pemegang dolar AS cenderung akan menyimpan dolar di bank, baik di negara AS maupun di bank negara lain. Depresiasi rupiah juga disebabkan oleh depresiasi berantai terhadap mata uang negara Asia terhadap dolar AS.
Dalam pengelolaan perekonomian saat ini, khususnya menjaga stabilitas rupiah pemerintah perlu belajar dari dua krisis yakni: pertama, krisis ekonomi-moneter tahun 1998 dimana bulan Januari 1998 rupiah merosot tajam ke level Rp16.650 per dolar AS dari sebelumnya Rp5.000 (196%). Kedua, krisis ekonomi tahun 2008—walau tidak separah krisis ekonomi-moneter tahun 1998, rupiah juga mengalami depresiasi yang cukup besar (34,86%). Pada November 2008, rupiah sempat diperdagangkan Rp12.150 per dolar AS. Namun, nilai rupiah kembali menguat (terapresiasi) dengan rata-rata nilai kurs Rp10.950 per dolar AS.12 Dalam sistem devisa bebas yang diterapkan pemerintah, nilai atau kurs rupiah terhadap mata uang asing didasarkan dan ditentukan oleh mekanisme pasar (pasar uang). Depresiasi rupiah mengakibatkan mahalnya harga barang impor, karena pembeli harus menambah rupiah Rp1.000 – Rp2.000 untuk setiap 1USD untuk membayar impor. Dampaknya akan terjadi inflasi yang disebabkan depresiasi rupiah terhadap dolar AS karena terjadi penambahan nominal rupiah untuk membayar impor barang dari luar yang cenderung meningkat setiap tahun (import/cost push inflation). Dampaknya, pembeli akan menaikkan harga barang impor yang dipasarkan di dalam negeri.
Dolar memiliki berbagai pengaruh di Indonesia. Perubahan nilai tukar dolar terhadap rupiah dapat memengaruhi ekspor dan impor, inflasi, serta investasi asing di Indonesia. Selain itu, fluktuasi nilai tukar dolar juga dapat memengaruhi harga barang-barang impor dan biaya pinjaman luar negeri bagi perusahaan dan pemerintah Indonesia. Nilai dolar juga dapat memiliki pengaruh politik di Indonesia. Perubahan nilai tukar dolar dapat memengaruhi stabilitas ekonomi negara, yang pada gilirannya dapat memengaruhi popularitas pemerintah. Selain itu, kebijakan moneter dan perdagangan luar negeri yang berkaitan dengan dolar juga dapat menjadi topik politik yang penting dalam debat dan keputusan politik di Indonesia.
Kenaikan nilai dolar dapat menimbulkan beberapa permasalahan politik di Indonesia, termasuk:
1. Tekanan inflasi Kenaikan nilai dolar dapat meningkatkan harga barang-barang impor, yang dapat menyebabkan inflasi. Pemerintah perlu mengambil tindakan untuk mengendalikan inflasi agar tidak merugikan masyarakat.
2. Tekanan ekonomi Kenaikan nilai dolar dapat meningkatkan biaya impor dan utang luar negeri, sehingga meningkatkan tekanan pada anggaran pemerintah. Hal ini dapat mempengaruhi kebijakan fiskal dan anggaran negara.
3. Pertumbuhan ekonomi yang melambat Kenaikan nilai dolar dapat mengurangi daya saing ekspor Indonesia karena membuat barang-barang ekspor menjadi lebih mahal bagi pembeli asing. Ini dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi dan menciptakan tekanan politik terhadap pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
4. Ketidakstabilan politik Kenaikan nilai dolar dan dampaknya pada ekonomi dapat memicu ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah, yang dapat meningkatkan ketegangan politik dan memengaruhi stabilitas politik secara keseluruhan.
Sejak Juli 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kian melemah. Hingga 5 Oktober 2023 pagi, nilai tukar rupiah ada di posisi 15.597 per dolar Amerika Serikat. Penguatan dolar AS ini tidak lepas dari kenaikan suku bunga dan inflasi akibat perang antara Rusia dan Ukraina. Meskipun di awal Oktober, rupiah sudah mulai memberikan sinyal penguatan, namun pemerintah perlu mewaspadai adanya sentimen lain yang dapat membuat rupiah kembali melemah. Kondisi pelemahan rupiah yang dialami sekarang ini,, secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Jika kita melihat imbas pelemahan rupiah dari sisi investasi, Indeks Harga Saham Gabungan juga mengalami penurushan beberapa hari ke belakang. Begitupun ninstrumen investasi obligasi pemerintah dan perusahaan, nilai jual dan beli obligasi menunjukkan penurunan yang cukup signifikan
Menurut saya pemerintah harus fokus terhadap perkembangan ekonomi agar bisa menjaga kestabilan ekonomi di Indonesia, karena ekonomi menjadi dampak besar jika terjadi perbuhan yang sangat signifikan dan juga berdampak terhadap Masyarakat. Ekonomi sendiri mempunyai peran yang besar bagi suatu negara, dikarenakan ekonomi itu sendiri menjadi salah satu alasan banyaknya investor luar yang ingin masuk dan menjadikan suatu negara bisa menjadi lebih berkembang.
Sumber: