Berdayakan Ekonomi Masyarakat, Dosen USK Bantu Mesin Produksi Kerupuk Kulit
Banda Aceh, HabaBerita.com – Berdayakan ekonomi Dhuafa, dosen dari Universitas Syiah Kuala (USK) di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat mengalirkan zakat produktif Rumah Amal Masjid Jamik USK tahun 2021 kepada kelompok masyarakat Pengrajin Kerupuk Kulit (Kukut) di Gampong Limpok, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar.
Adapun jenis bantuan yang disalurkan kepada Nasruddin (ketua), M Jafar, Aidul Fitri, Helmi Taleb, Muksalmina, M. Iklas dan Mahdi antara lain, mesin pengering kulit, mesin pembersih kulit dan mesin penyayat kulit. Selain mesin, dosen USK itu juga membantu alat-alat produksi seperti dandang perebus berbahan stainlis still; kuali penggorengan dan dapur.
Sedangkan untuk mendukung produksi, kelompok pengrajin kerupuk juga diberikan bantuan berupa minyak goreng, kulit sapi dan bumbu penyedap rasa.
Dosen Jurusan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala, Drs. Ahmad Farhan, M.Si mengatakan, tujuan utama pemberian bantuan tersebut adalah untuk mekanisasi sistem produksi dari metode ke metode tradisional dan higenis produksi.
“Mekanisasi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas kerepuk kukut. Selain itu, produk yang dihasilkan dan dipasarkan menjadi lebih tinggi,” ungkap Drs Ahmad Farhan, M.Si di Banda Aceh, Rabu (10/11/2021).
Kegiatan Dr. Akhyar, MP, M.Eng, Dosen Jurusan Teknik; Drs. Ahmad Farhan, M.Si dan Drs Abdul Hamid, Dosen Jurusan Teknik; serta Dosis Fakultas Kedokteran, dr. Hijra Novia Suardi SP.FK ini berlangsung sejak Agustus hingga November 2021.
Kata Ahmad Farhan, pada pelaksanaan kegiatan tersebut yang meliputi desain dan konstruksi mesin yang dilakukan oleh Ahyar serta dirinya. Sementara untuk produksi makanan sehat dan higenis dilakukan oleh Hijra Novia Suardi, pada mesin peralatan, bahan produksi dilakukan oleh Drs Abdul Hamid.
Ia menjelaskan, bahwa kegiatan berikutnya berupa monitoring dan evaluasi kegiatan. Hasil evaluasi akan mesin dan peralatan apakah sudah sesuai dengan peruntukan usaha.
Pada kegiatan tersebut, menghadapi kendala ditingkat pemasaran. Selain peningkatan bahan baku pada Oktober lalu, permintaan pasar juga menurun drastis akibat lesunya ekonomi masyarakat sehingga hasil produksi hanya mampu mencapai 30 persen dari hasil produksi.
“Akibat lesunya daya beli, aktifitas dikurangi hingga gejolak pasar stabil kembali,” tutup Ahmad Farhan. ***