9 Kelompok Orang yang Disarankan Tak Minum Kopi, Siapa Saja?

 9 Kelompok Orang yang Disarankan Tak Minum Kopi, Siapa Saja?

Ilustrasi minum kopi (Foto: Ilustrasi iStock)

Jakarta – Menyeruput kopi di pagi hari menjadi salah satu kegiatan yang banyak dilakukan sebagian orang. Hal ini karena secangkir kopi di pagi hari dapat memberikan tambahan energi dan stamina untuk menjalani aktivitasnya.

Meski kopi dikenal akan manfaatnya yang baik untuk kesehatan, namun untuk beberapa orang dengan kondisi tertentu mengonsumsi kopi justru memberikan efek samping, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah besar.

Dikutip dari Eat This Not That , berikut sejumlah kelompok orang yang sebaiknya tidak minum kopi.

1. Pengidap IBS

Ahli gizi diet ternama yang berbasis di Seattle, Washington, AS, Angel Planells menjelaskan, orang yang tidak dianjurkan minum kopi adalah mereka yang memiliki sindrom iritasi usus besar (IBS).

“Kafein dapat meningkatkan keteraturan buang air besar, termasuk meningkatkan kemungkinan diare, gejala utama sindrom iritasi usus besar (atau IBS),” katanya.

Oleh karena itu, pengidap sindrom iritasi usus besar, dianjurkan untuk membatasi atau bahkan menghindari minuman berkafein.

2. Pengidap Glaukoma

Kopi juga tidak dianjurkan untuk mengidap glaukoma atau kondisi medis berupa gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan saraf mata.

Biasanya kerusakan saraf mata tersebut terjadi karena adanya tekanan tinggi pada bola mata.

“Tekanan intraokular meningkat pada pengidap glaukoma saat mengonsumsi kopi, jadi disarankan untuk membatasi atau menghindari asupannya, namun diperlukan lebih banyak penelitian,” kata Planells.

Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Mount Sinai, meminum kafein dalam jumlah besar meningkatkan risiko glaukoma pada mereka yang memiliki kecenderungan peningkatan tekanan mata.

3. Pengidap Kandung Kemih Overaktif (OAB)

Overactive Bladder (OAB) adalah gangguan fungsi otot kandung kemih yang dapat menimbulkan dorongan untuk buang air kecil secara tiba-tiba. Ahli diet bernama Sue Heikkinen mengatakan pengidap OAB disarankan untuk tidak mengonsumsi kopi secara berlebihan.

Hal ini dikarenakan asupan kafein dapat meningkatkan frekuensi dan urgensi buang air kecil.

“Jika Anda tidak rutin minum kopi, Anda mungkin lebih sensitif terhadap efek ini,” kata Heikkinen.

4. Pengidap GERD

orang yang tidak disarankan untuk minum kopi berlebihan atau harus membatasi asupan kopinya adalah pengidap Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Kafein dapat melonggarkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup antara esofagus dan lambung. Hal ini dapat menyebabkan isi asam lambung masuk ke kerongkongan, sehingga menimbulkan gejala GERD yang tidak nyaman.

“Jika Anda mengidap GERD, lihat apakah beralih ke kopi tanpa kafein bisa membantu,” kata Heikkinen.

5. Anak-anak

Kafein dapat menimbulkan efek samping yang lebih nyata dan serius pada anak-anak. Asupan berlebih dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, peningkatan perasaan cemas, kesulitan berkonsentrasi, dan sakit perut.

Aspek lain yang perlu dipertimbangkan, terutama pada balita, adalah bahwa kopi dapat menutupi ciri rasa lapar, sehingga balita mungkin tidak akan merasa lapar. Selain itu, perlu diingat bahwa kopi cukup asam, sehingga dapat merusak enamel gigi dan meningkatkan risiko gigi berlubang.

6. Orang yang Mengidap Kecemasan Akut

Penelitian dari General Hospital Psychiatry menemukan, kadar kafein yang lebih tinggi (sekitar 5 cangkir kopi per hari) berpotensi menimbulkan serangan panik pada mereka yang sudah mengalami kecemasan.

Meskipun tidak mengonsumsi 5 cangkir, tetapi seseorang tetap dapat memperhatikan asupannya untuk memastikan agar tidak ada kecemasan yang sudah ada.

“Kafein adalah stimulan yang dapat meredakan kecemasan pada beberapa individu,” kata ahli diet, Kelli McGrane .

“Jika sering mengalami kecemasan atau serangan panik, Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk menghindari atau mengurangi asupan kopi berkafein,” sambungnya.

7. Orang dengan Kondisi Jantung Tertentu

Kafein dari kopi dapat menyebabkan peningkatan sementara pada tekanan darah dan detak jantung. Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan, ada potensi mengaktifkan tingkat tekanan darah dalam jangka pendek saat minum kafein.

Namun, tidak ada cukup bukti mengenai efek jangka panjang terhadap tekanan darah atau kesehatan jantung.

Jadi, penting bagi siapa pun yang memiliki penyakit jantung untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka tentang berapa banyak kopi yang aman untuk dikonsumsi.

8. Orang dengan Gangguan Tidur

Kafein sudah dikenal memiliki efek yang dapat membuat orang tetap terjaga. Oleh karena itu, mereka yang memiliki masalah gangguan tidur atau mengidap insomnia tidak dianjurkan untuk minum kopi secara berlebihan, terutama di waktu-waktu mendekati tidur.

Sleep Foundation menyarankan agar seseorang menghindari kafein setidaknya enam jam sebelum tidur. Sebuah studi dari Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan kafein yang dikonsumsi bahkan enam jam sebelum tidur berpotensi mengganggu pola tidur.

9. Wanita Hamil dan Menyusui

American College of Obstetrics and Gynecology merekomendasikan wanita hamil untuk membatasi kafein hingga 200 miligram (kira-kira setara dengan dua cangkir kopi) setiap hari untuk meminimalkan risiko kehamilan, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah.

Namun, ulasan pada tahun 2020 yang diterbitkan di British Journal of Medicine menyatakan tidak ada tingkat asupan kafein yang aman selama kehamilan. Wanita hamil harus membahas asupan kafeinnya dengan dokter.

Selain itu, wanita yang sedang menyusui juga disarankan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan minum kopi. Ini karena kafein bersifat stimulan dan diuretik. Selain itu, ibu menyusui berisiko mengalami dehidrasi akibat minum kopi.

Sumber : kesehatan.detik.com

 

Redaksi

http://hababerita.com

Lihat Dunia Lebih Dekat

Related post